Monday, October 13, 2008

Theme - Bukan Sekedar Pemanis

Theme Images


Theme atau template adalah salah satu bagian utama dari sebuah CMS (Content Management System). Dari Drupal, Wordpress, hingga Joomla, semua menggunakan template. Secara singkat, ia berfungsi sebagai pengatur tampilan atau layout dari situs yg menggunakan CMS tersebut. Selain itu, penggunaan theme juga memudahkan kita dalam menghias dan mempercantik situs atau blog kita, baik dengan cara memodifikasi theme yg sudah ada maupun memanfaatkan theme2 yg tersebar gratis di internet. Namun di balik semua itu, sebenarnya theme juga memegang peranan penting dalam kelangsungan situs Anda.



Theme Membangun Komunitas


Pemilihan theme yg tepat akan memberikan kenyamanan berselancar bagi pengunjung dan membuat mereka betah. Ada kemungkinan pula mereka akan terkonversi untuk menjadi pengunjung loyal dan sering2 mampir di kemudian hari. Pada akhirnya, akan terbentuk sebuah komunitas yg dapat menjamin kelancaran trafik situs atau blog Anda.


Theme Meningkatkan Prestise


Pada saat Anda masuk ke suatu situs atau blog, apa sih yg pertama kali Anda perhatikan? Content? Iklan? Tentu tidak, karena saya yakin jawabannya adalah desain atau tampilan dari situs atau blog yg bersangkutan. Bagaimana pun, kesan pertama akan selalu terpatri di jiwa, sehingga tidak jarang belum apa2 pengunjung sudah merasa eneg gara2 melihat layout situs atau blog yg acak2an.


Efek sisi lain mata uang akan didapatkan apabila kita memiliki situs atau blog dengan theme atau template yg unik dan orisinil. Jika mampu pula menghadirkan kenyamanan berpusing2 ria bagi pengunjung, tentunya situs kita akan mendapatkan tempat tersendiri di hati mereka. Bagaikan sebuah cinta sejati yg tak lekang dikikis masa. Halah!


Jika mengutip istilah SEO Google, dengan menghadirkan theme yg unik dan orisinil, maka situs atau blog kita dengan sendirinya akan memiliki otoritas dan pengakuan tersendiri dari pengunjung. Oleh karena itu, tidak perlu heran dan emosi apabila ada blogger atau webmaster yg enggan berbagi themenya, karena itu sama saja dengan menghilangkan keunikan situs mereka di mata penjelajah dunia maya. Tidak perlu bersusah2 pula menculik templatenya, karena hasilnya akan sama saja. Tidak orisinil, tidak unik, tidak menarik.


Karakteristik Theme Yang Menarik


Menurut saya, ciri2 theme yg menarik dan mampu menimbulkan kedua reaksi di atas adalah:



  • Bersih dari pernak-pernik yg GPBGTGTL (Gak Penting BanGeT GiTu Loh).

  • Tidak padat atau dengan kata lain, memiliki ruang jarak yg cukup antar elemen situs.

  • Tidak dipenuhi dengan gambar. Apalagi yg berukuran segede gajah.

  • Berlatarbelakang putih atau warna2 muda / lembut lainnya.

  • Waktu load relatif cepat.

  • Orisinil.


Theme… Susah Dibuat?


Berusahalah.


Dengan banyak software2 editor web yg mendukung konsep WYSIWYG dan menawarkan berbagai kemudahan, proses pembuatan theme saya jamin tidak sesulit yg dibayangkan. Secara garis besar, yg perlu dilakukan adalah membuat konsep atau desain awal dari theme tersebut pada program2 editor web tersebut dan kemudian merubahnya menjadi sebuah theme atau template bagi CMS yg digunakan.


Belum ada gambaran? Tunggu postingan berikutnya. Akan saya tunjukkan bagaimana caranya mengubah sebuah desain situs web (HTML) menjadi theme Wordpress dalam tempo sesingkat2nya. Meanwhile, jika ada waktu, cobalah mulai sekarang untuk membuat konsep theme tersebut dengan menggunakan Dreamweaver, Front Page, dan sebagainya, sehingga nanti bisa langsung dipraktekkan dengan menggunakan rancangan theme yg Anda buat sendiri.


Selamat mendesain! :)



Artikel ini ditulis oleh Cosa Aranda dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 29 May 2007. Artikel ini disponsori oleh Resensiku.com, blog yang berisi resensi buku dan film terbaru. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non-komersil selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak merubah isi.

Aturan Ngeblog - Bagian 2

Blogging Rule Images


Ini adalah bagian kedua dari seri tulisan “Aturan Ngeblog”. Untuk sekedar mengingatkan, bagian pertama lalu membahas tentang deep linking ke blog lain dan tentang komentar2 atau diskusi yg beredar di blog kita. Nah, pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai aturan penggunaan gambar dan pemilihan nama domain. Penggunaan image sendiri memang sudah banyak dipertanyakan, terutama pada bahasan mengenai copy-paste beberapa waktu lalu. Sekarang saatnya kita bahas bersama.



Penggunaan Image Dan Thumbnail


Secara umum, pemasangan gambar di blog kita yg bukan asli milik kita sendiri tanpa ijin adalah ilegal. Hal ini tercantum secara jelas pada undang2 di US, yg berarti mencakup seluruh situs atau blog yg pemiliknya berlokasi di negara tersebut.


Dua cara yg seringkali digunakan untuk menghindari pelanggaran undang2 tersebut adalah dengan melakukan inline linking dan pembuatan thumbnail. Cara pertama berarti kita meletakkan gambar milik orang lain (tanpa termodifikasi) di dalam blog kita dan memberikan link ke sumber asli dari gambar tersebut. Sedangkan pada cara kedua, kita terlebih dahulu membuat thumbnail atau versi kecil dari gambar yg ingin kita pajang. Thumbnail inilah yg selanjutnya kita tempelkan di halaman blog kita. Dan sama seperti cara pertama, kita juga memberikan link ke sumber asli dari gambar yg bersangkutan.


Manakah yg diperbolehkan?


Diperbolehkan atau tidaknya masih belum jelas karena belum diatur secara jelas dalam undang2. Namun cara pertama sebaiknya dihindari, karena dengan menggunakan inline linking dimana gambar di-load langsung dari server asli pemilik gambar tersebut, maka kita telah melakukan “pencurian” bandwidth.


Penggunaan thumbnail relatif lebih aman, selama kita melakukan perubahan dimensi gambar, tidak sekedar mendietkan besar file. Silakan simak kasus di pengadilan antara Kelly dan Ariba Soft Corp. untuk lebih jelasnya.


Langkah2 yg sebaiknya dilakukan berkaitan dengan penggunaan image milik orang lain:



  • Hindari inline linking.

  • Hindari penggunaan gambar milik orang lain, termasuk melakukan modifikasi, tanpa memberikan tautan ke sumber aslinya.

  • Sebisa mungkin meminta ijin terlebih dahulu kepada pemilik gambar yg bersangkutan.

  • Sebisa mungkin gunakan gambar2 yg memang boleh dipergunakan secara bebas.


Pemilihan Nama Domain


Dalam memilih nama domain, salah satu hal yg perlu dipertimbangkan adalah penggunaan nama2 yg telah menjadi trademark individu atau perusahaan tertentu. Misalnya saja, “iphone”. Menurut aturan AntiCyberSquatting Consumer Protection Act, pemilik trademark yg legal dapat saja mengambil alih domain tersebut apabila diinginkan. Untuk lebih detilnya, ketentuan take over ini diatur pada Uniform Domain Name Dispute Resolution Policy (UDRP), yaitu:



  • Individu atau perusahaan yg bersangkutan dapat membuktikan bahwa trademark tersebut adalah miliknya secara hukum.

  • Individu atau perusahaan yg memiliki domain tidak dapat membuktikan bahwa mereka berhak dan memiliki minat atas nama domain tersebut.

  • Nama domain tersebut didaftarkan dan dipergunakan untuk tindakan2 yg tidak semestinya.


Salah satu kasus hukum yg cukup terkenal adalah antara pihak Continental Airlines dengan continentalairlines.com. Pada kejadian tersebut, pemilik continentalairlines.com menggunakan domain tersebut untuk me-redirect pengunjung ke sebuah situs travel dimana pengunjung dapat membeli tiket pesawat Continental Airlines. Pengadilan kemudian memutuskan bahwa perusahaan penerbangan tersebut berhak untuk mengambil alih domain continentalairlines.com.


Beberapa tahun lalu, waktu saya masih bergulat di dunia PTR, sempat pula terjadi kasus kepemilikan nama domain. Kalau tidak salah ingat, domain yg menjadi masalah adalah TweetyMail, dan pihak yg menggugat adalah Warner Bros karena Tweety (ya, si burung kuning kecil itu) adalah tokoh karakter yg menjadi trademark milik mereka.


Satu2nya langkah untuk menghindari masalah di kemudian hari yg berkenaan dengan domain name adalah jelas, dengan tidak mendaftarkan nama domain yg mengandung trademark tertentu. Untuk lebih pastinya, dapat dilakukan pengecekan kepemilikan trademark melalui situs ini.




Bagian terakhir, bagian ketiga, akan membahas mengenai paid content / review dan sekali lagi tentang komentar dari pembaca blog kita. Stay tune!



Artikel ini ditulis oleh Cosa Aranda dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 28 May 2007. Artikel ini disponsori oleh Resensiku.com, blog yang berisi resensi buku dan film terbaru. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non-komersil selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak merubah isi.

Google Dance? Nikmati Saja!

Google Dance Images


Mana yg lebih bikin bete, index kita di search engine kacau balau terkena Google Dance atau keyboard rusak saat sedang updet situs?


Jika pertanyaan di atas diajukan pada saya setahun yg lalu, jawaban saya adalah yg pertama. Bukan berarti sekarang saya gembira dan bikin pesta syukuran apabila salah satu situs saya terkena sandbox, namun efek ketika melihat posisi situs di SERP yg terjungkir balik tidak sedahsyat dulu. Kenapa?


Sebelum saya jawab, coba simak anekdot berikut ini.


Alkisah, pada saat NASA memulai program ruang angkasa, penelitian menunjukkan bahwa pulpen tidak bisa digunakan dalam kondisi gravitasi nol yg ada di luar angkasa. Untuk memecahkan masalah ini, ilmuwan NASA menghabiskan waktu hingga 10 tahun dan biaya yg tidak sedikit jumlahnya. Hasilnya adalah teknologi pulpen yg dapat digunakan kapan saja, baik pada lingkungan gravitasi nol, di dalam air, hingga pada temperatur beku (-300 derajat celcius). Hebatnya, pulpen NASA ini juga bisa menulis di berbagai permukaan, termasuk kaca.


Di sisi lain, ilmuwan Rusia juga menemui masalah yg sama dengan pulpen. Tapi ironisnya, mereka mendapatkan solusi yg lebih hemat dan cepat. Pensil.



Apa yg bisa kita pelajari dari anekdot di atas?


Bahwa suatu masalah tidak selalu harus diselesaikan dengan cara yg rumit nan semrawut. Ada kalanya masalah cukup dipecahkan dengan pemikiran yg sederhana atau bahkan dibiarkan sendiri hingga lenyap. Oleh karena itu, kita harus mampu mengenali berbagai masalah yg ada. Yg salah satunya bersumber dari pengalaman.


Dan berdasarkan pengalaman ini, saya dapat mengatakan bahwa segala sesuatu yg berhubungan dengan Google Dance adalah bukan masalah seurieus. Selama kita menerapkan tehnik2 SEO (White) dengan benar dan memiliki backlink yg banyak, efek Google Dance tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena sifatnya hanyalah trend sesaat :)


Berapa lama SERP situs kita akan terpengaruh oleh Google Dance? Tidak tentu. Bisa dalam hitungan hari, minggu, maupun bulan. Yg jelas, pastikan saja proses updet tetap dilakukan dan kita tidak melakukan perubahan layout secara signifikan.

Apalagi yg bisa dilakukan pada saat index dan SERP situs kita dikacaukan oleh Google Dance?



  • Memperbanyak natural backlink ke situs yg bersangkutan dari situs2 lain. Pada saat kontes review lalu misalnya, sebenarnya blog ini sedang berada dalam kondisi tenggelam di Google. Berkat adanya tambahan natural backlink dari review2 yg masuk, blog ini bisa kembali lagi muncul ke permukaan.

  • Melakukan perubahan theme atau layout situs. Tapi sekali lagi, pastikan bahwa kita tidak melakukan perubahan yg signifikan dari sisi struktural. Misal: sidebar yg ada di kiri dipindah ke kanan.

  • Membuat situs baru.

  • Bermain2 di playground :)

  • Langkah pamungkas: Lupakan sejenak tentang bisnis internet dan kembalilah ke dunia nyata! Terbukti paling manjur dalam mengembalikan mood yg hilang, hehehe.


Jadi berikutnya, jika terkena efek Google Dance, nikmati saja :)


PS: Artikel ini didedikasikan untuk teman2 yg akhir2 ini pusing mikirin efek sandbox :)



Artikel ini ditulis oleh Cosa Aranda dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 26 May 2007. Artikel ini disponsori oleh Resensiku.com, blog yang berisi resensi buku dan film terbaru. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non-komersil selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak merubah isi.

Ada Ide Untuk Plugin Wordpress?

Wordpress Logo Images


Sekalian deh. Barusan baca berita di Weblog Tools Collection, tentang akan diadakannya kompetisi pembuatan plugin Wordpress jilid 2. Kebetulan, dulu saya mengikuti kompetisi perdananya dengan membuat plugin CA-ColorPicker. Kabarnya, entah benar atau tidak, plugin ini sempat jadi kandidat juara. Namun karena beberapa hari sebelum lomba berakhir ternyata diwajibkan untuk melakukan submit ulang melalui email, dan kebetulan pada saat2 itu saya sedang berada di Yogya dan belum punya laptop untuk akses internet, jadinya tidak tahu kalau ada kewajiban tambahan tersebut. Batal deh dapat hadiahnya, hehehehe.


Nah, berhubung kompetisi yg serupa akan berlangsung, mungkin ada yg bisa bantu saya dengan menyumbangkan ide untuk plugin Wordpress apa yg sekiranya berguna bagi nusa dan bangsa? Saya sendiri lagi blank, gak ada ide mau bikin apaan :D Kalau bisa sih, something simple tapi unik (udah minta tolong, pakai request segala :D)


Ditunggu masukannya :)



Artikel ini ditulis oleh Cosa Aranda dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 25 May 2007. Artikel ini disponsori oleh Resensiku.com, blog yang berisi resensi buku dan film terbaru. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non-komersil selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak merubah isi.

MFA + AdWords Arbitrage = Banned

MFA Images


Pada satu kesempatan, melalui live chat, saya pernah menanyakan kepada salah satu staff Google AdWords mengenai boleh tidakya situs MFA (Made For AdSense) dipromosikan di jaringan Google AdWords. Jawaban yg saya dapatkan waktu itu, MFA adalah murni “tanggung jawab” pihak Google AdSense. Dengan kata lain, pihak Google AdWords tidak mempermasalahkan apakah situs yg dipromosikan itu MFA atau tidak, selama situs tersebut tidak melanggar TOS / quality guidelines mereka.


“Ketidakakuran” pihak Google AdSense dan AdWords ini telah usai. Dan hasilnya, publisher2 yg memiliki situs MFA dan memanfaatkan Google AdWords untuk mendatangkan trafik ke situs2 tersebut terancam dimatikan akunnya. Tanpa terkecuali.


Sebentar, memangnya situs MFA itu apa?


Situs MFA adalah situs2 yg dibuat khusus untuk keperluan mendatangkan uang dari Google AdSense. Situs jenis ini memiliki ciri “khas” antara lain:



  • Tidak memiliki real content. Hampir keseluruhan content dihasilkan secara otomatis, baik melalui feed ataupun menggunakan tehnik scraping. Copy-Paste jelas termasuk di antaranya.

  • Halaman biasanya didominasi oleh keberadaan unit iklan AdSense. Berbanding terbalik dengan situs normal, situs MFA menggunakan “content” sebagai pemanis dan iklan sebagai “real content” mereka.

  • Layout unit iklan AdSense diatur sedemikian rupa agar pengunjung sering terjebak dan melakukan salah klik.

  • Tidak terdapat outbound link untuk “memaksa” pengunjung mengklik iklan yg ada.


Keberadaan situs2 MFA memang secara jelas melanggar aturan penggunaan AdSense. Minimal di area abu2. Jadi rasanya tidak perlu dipersoalkan kenapa Google akhirnya memutuskan untuk mengambil tindakan tegas terhadapnya.


Yg mungkin mengherankan, ada apa dengan Google AdWords? Apa yg salah dengan melakukan promosi melalui jaringan Pay Per Click? Usut punya usut, hehehe, yg membuat pihak Google bete adalah para publisher AdSense yg mengiklankan situs MFA mereka pada AdWords dengan menggunakan tehnik arbitrage. Nah loh, apa pula itu?


Arbitrage adalah tehnik memasang iklan dengan menggunakan bid yg minimum dengan harapan mendapatkan hasil yg semaksimal mungkin dari pengunjung yg datang. Kunci dari metode arbitrage ini adalah pemilihan kata kunci iklan. Biasanya, seorang pemain arbitrage menggunakan hingga puluhan ribu kata kunci untuk satu buah iklan saja *lirik yg ngerasa*


Saya yakin ada penjelasan yg lebih tepat dan mengenai mengenai tehnik arbitrage. Yg saya sebutkan di atas adalah versi sederhananya, agar lebih mudah dimengerti *kasih disclaimer sebelum ada yg protes*

Karena Adwords murni digunakan untuk menghasilkan profit, maka publisher AdSense yg mempraktekkan arbitrage seringkali bermain pada niche2 HPK. Inilah yg kemungkinan besar menjadi dasar bagi pihak Google untuk memulai babak baru dalam dunia per-AdSense-an, karena konversi business result (baca artikel tentang accidental click) dari situs MFA yg relatif kecil sehingga merugikan pemasang iklan AdWords yg sebenarnya.


Aksi pemblokiran akun AdSense bagi pelaku kombinasi MFA dan Arbitrage ini telah dimulai sejak sekitar tanggal 18 Mei lalu. Google memang tidak serta merta membekukan akun mereka saat itu juga, tapi memberikan “kesempatan” bagi publisher untuk menambah pundi2 penghasilan mereka hingga tanggal 1 Juni esok dimana secara bersamaan akun AdSense mereka akan dihapus. Google juga akan membayarkan semua earning yg telah diperoleh oleh publisher2 tersebut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kutipan dari surat pemberitahuan yg diberikan oleh Google kepada salah satu publisher.


Our specialists regularly review partners participating in the AdSense network. After a thorough review of your account, our specialists found that your business model is not a good fit for the AdSense program.


As we’re no longer able to partner with you, your AdSense account will be disabled on June 1st, and ad-serving will cease at that time.


Please rest assured that you will receive payment for all outstanding earnings in accordance with the standard AdSense payment schedule. However, you are not eligible for further participation in the AdSense program.



Sampai sekarang belum ada pemberitahuan resmi dari pihak Google. Kemungkinan besar baru akan disampaikan pada tanggal 1 Juni tersebut. Mungkin dalam bentuk perubahan TOS / policies. Yg jelas, untuk saat ini, jika Anda memiliki situs2 MFA, lebih baik singkirkan secepatnya. Unit iklan AdSense-nya maksud saya. Siapa tahu Anda lolos dari tebang pangkas yg dilakukan oleh Google.


Lebih baik pula untuk tidak terlalu percaya diri bahwa situs Anda akan lolos, karena dari informasi yg beredar di forum WebMasterWorld, banyak publisher (yg melakukan tindak MFA sekaligus Arbitrage) yg sudah menerima surat pemberitahuan PHK dari Google. Ada yg berpenghasilan kecil, ada yg berpenghasilan besar (hingga puluhan ribu dolar per bulan). Jadi sepertinya Google tidak pandang bulu dalam menindaklanjuti masalah ini.


Semoga tidak ada pembaca blog ini yg terkena kartu merah dari Google berkenaan dengan kasus MFA dan Arbitrage ini :)



Artikel ini ditulis oleh Cosa Aranda dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 21 May 2007. Artikel ini disponsori oleh Resensiku.com, blog yang berisi resensi buku dan film terbaru. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non-komersil selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak merubah isi.

Tips Berpoligami (Penghasilan)

Panduan Poligami Images


Ini bukan cerita tentang AA Gym kok. Melainkan, panduan untuk memadukan lebih dari satu sumber penghasilan dalam satu situs. Berpoligami penghasilan kalau boleh saya istilahkan. Mungkinkah? Jelas mungkin. Dan seperti halnya berpoligami (atau poliandri), kepintaran untuk mengatur dan berbagi jatah mutlak diperlukan. Memang tidak bisa adil seperti yg diidealkan, namun setidaknya, masing2 dapat diusahakan untuk bekerja dan berfungsi semaksimal mungkin, sesuai dengan kodratnya.



Tips 1: Pahami Karakteristik Istri Anda


Hal yg harus dilakukan pertama kali adalah memahami karakteristik dari masing2 sumber penghasilan yg ada. Yah namanya berpoligami, wajib dong kita mengenal sifat istri2 kita. Ya kan? Nah, hasil dari analisa karakteristik inilah yg nanti menjadi dasar untuk memanajemen masing2 sumber penghasilan yg ada.


Selain untuk keperluan manajemen, pengetahuan tentang karakteristik diperlukan juga untuk mengatur sumber2 penghasilan apa saja yg bisa dimanfaatkan secara bersamaan. Kalau sampai salah, bisa2 nanti berantem dan minta dicerai (baca: dibanned). Misalnya saja, meletakkan AdSense dan BidVertiser pada satu situs sama saja dengan meminta dua istri yg pencemburu untuk tinggal di satu atap, hehehe.


Karakteristik sumber penghasilan yg perlu dipahami:



  • TOS / Policies / aturan pakai.

  • Sistem yg digunakan.

  • Produk yg ditawarkan.


Tips 2: Kenali Diri Anda


Tak kenal maka tak sayang. Tapi kalau sampai tak mengenali situs Anda sendiri tentu kebangetan namanya. Jadi, pastikan Anda paham betul seperti apa sebenarnya situs Anda itu. Apa topiknya, bagaimana konsepnya, siapa target market-nya, dan sebagainya. Jika diibaratkan seorang lelaki yg ingin berpoligami, ini berarti memahami karakteristik dan sifat pribadinya, dan menggunakannya untuk memikirkan matang2 mana calon istri yg cocok dan sepadan.


Tips 3: Berbagi Dengan Bijaksana


Setelah memahami karakteristik diri Anda (baca: situs Anda) dan istri2 Anda (baca: sumber2 penghasilan), saatnya untuk mengatur dan berbagi. Secara umum, aturan mainnya adalah sebagai berikut:



  • Letakkan program yg paling diutamakan pada tempat2 yg strategis pada situs Anda, khususnya pada area above the fold.

  • Letakkan program2 yg tidak memerlukan interaksi pengunjung pada area halaman yg tidak terlalu menguntungkan. Contoh pada bagian footer.

  • Hindari meletakkan program2 yg sejenis dalam satu area halaman yg sama karena seringkali hasilnya menjadi tidak efektif. Misalnya Chitika dengan Amazon.

  • PENTING: Perhatikan perbandingan antara content halaman dengan jumlah program2 yg ada. Jangan terlalu menjejali halaman dengan elemen2 non-content karena resikonya Anda akan kehilangan loyalitas pengunjung.


Tidak susah bukan? Sebagai contoh, salah satu situs saya menggunakan Google AdSense, Chitika, BlogAds, AuctionAds, Vizu Answer, Text-Link-Ads, AdBrite, dan Kontera secara bersamaan dan masing2 (yg berbasis CPC) memberikan perfomance yg baik. Baik di sini artinya pada saat saya menambahkan satu buah program baru maka perfomance (CTR) dari program2 lain tidak terpengaruh. Jadi anggapan bahwa memadukan beberapa program penghasil uang pada satu halaman situs yg sama hasilnya tidak efektif adalah tidak benar.


Tips Paling Utama: Penghasilan = Content + Traffic


Artinya, sebelum Anda berpikir tentang berapa banyak yg bisa Anda dapatkan dan sumber2 penghasilan apa saja yg bisa Anda gunakan, fokuskan terlebih dahulu pikiran dan kerja Anda pada pembuatan content yg bagus dan berbagai tehnik mendatangkan trafik (baca: SEO). Selanjutnya, earning akan berbanding lurus dengan keduanya. Itu saja.


Semoga Anda bisa menjadi suami yg baik *loh*


PS: Tulisan ini sudah di-edit untuk menghilangkan kata2 yg tidak pantas dibaca oleh mereka2 yg belum cukup umur untuk menikah. Apalagi berpoligami / berpoliandri.



Artikel ini ditulis oleh Cosa Aranda dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 20 May 2007. Artikel ini disponsori oleh Resensiku.com, blog yang berisi resensi buku dan film terbaru. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non-komersil selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak merubah isi.

Penghasilan TLA Kurang Banyak? Naikkan Saja Harga Link Anda

TLA Logo Images


Saya yakin sudah banyak yg kenal dengan Text-Link-Ads (TLA), sehingga saya tidak akan banyak berbasa-basi tentang ini. Yg jelas, jika Anda punya situs yg sudah established ber-PR 4, maka mengikuti program Text-Link-Ads adalah suatu hak dan kewajiban karena situs bagus tanpa TLA adalah sama dengan es teh tanpa es batu.


Seperti diketahui, TLA akan otomatis memberikan harga pada situs atau blog yg Anda tambahkan ke dalam inventori mereka. Harga ini bervariasi, tergantung berdasarkan PageRank dan ranking Alexa situs atau blog Anda. Sayangnya, label harga ini akan tetap disandang oleh situs Anda sampai kapan pun, meskipun nantinya PageRank dan ranking Alexa situs Anda mengalami perubahan (terutama peningkatan).


Nah sebenarnya, Anda bisa menghubungi pihak TLA untuk meminta perubahan terhadap harga penempatan text link di situs Anda. Mau dinaikkan atau diturunkan, terserah. Caranya pun mudah, cukup kontak mereka dan beritahukan bahwa Anda ingin harga text link di stus Anda diubah ke nilai tertentu.


Contoh format kontak sederhana:


Hi,


Could you please change the cost of my text link ads for [url situs Anda] to [harga baru]?


Thanks in advance.



Contoh kasus, salah satu blog saya pernah dihargai hingga $80 per link, padahal PR-nya hanya 4 dan ranking Alexa hanya 40rb-an. Alhasil, hingga berbulan2 tidak ada advertiser yg berminat. Setelah saya minta untuk diturunkan harganya menjadi $40 per link, iklan mulai berdatangan :)


Saya tidak tahu dan belum pernah mencoba apakah harga dari spot iklan RSS dan Post Level Ads dari TLA juga bisa diubah atas permintaan kita. Silahkan jika ada yg mau menjadi kelinci percobaan :)

Yg patut diketahui, harga baru ini tidak berpengaruh terhadap iklan2 yg sebelumnya sudah terpasang. Mereka akan tetap menggunakan harga iklan yg lama. Nah, lalu bagaimana jika spot text link situs Anda sudah atau hampir penuh?


Now, here’s the evil trick. Buang saja iklan2 yg masih menggunakan harga lama tersebut :) Jangan sekaligus, karena nanti calon advertiser justru akan menganggap situs kita tidak berharga untuk dipasangi iklan. Cukup hilangkan 1-2 text link TLA yg lama, tunggu sampai ada pemasang iklan yg baru, dan ulangi lagi langkah tersebut sampai seluruh iklan yg terpasang menggunakan harga yg baru.


Selamat mencoba :)



Artikel ini ditulis oleh Cosa Aranda dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 19 May 2007. Artikel ini disponsori oleh Resensiku.com, blog yang berisi resensi buku dan film terbaru. Artikel bebas untuk didistribusikan ulang untuk keperluan non-komersil selama mencantumkan nama penulis dan sumber artikel serta tidak merubah isi.